Rabu, 18 Januari 2017


Rabu, 11 Januari 2017

Selasa, 30 September 2014

Lhokseumawe Tempo Dulu


Market Gedung Kesenian

Kamis, 25 September 2014

Kota Lhokseumawe terdapat 4 Kecamatan yaitu :

  1. Kecamatan Banda Sakti.
  2. Kecamatan Muara Dua.
  3. Kecamatan Muara Satu.
  4. Kecamatan Blang Mangat.

  • Kecamatan Banda Sakti terdiri 2 mukim dan 18 Gampong, meliputi :
  1. Mukim Lhokseumawe Selatan, meliputi :
  • Kota Lhokseumawe;
  • Mon Geudong;
  • Keude Aceh;
  • Simpang Empat;
  • Pusong Baru;
  • Pusong Lhokseumawe;
  • Lancang Garam; dan
  • Kampung Jawa Baru.

    2.  Mukim Lhokseumawe Utara, meliputi :

  • Kuta Blang;
  • Hagu Teungoh;
  • Uteun Bayi;
  • Ujong Blang;
  • Hagu Selatan;
  • Tumpok Teungoh;
  • Hagu Barat Laut;
  • Ulee Jalan; dan
  • Banda Masen.

  • Kecamatan Muara Dua terdiri dari 2 mukim dan 17 gampong, meliputi :
  1. Mukim Kandang, meliputi :
  • Alue Awe;
  • Blang Crum;
  • Cut Mamplam;
  • Meunasah Mee;
  • Cot Girek Kandang;
  • Meunasah Manyang; dan
  • Meunasah Blang.
    2.  Mukim Cunda, meliputi :
  • Meunasah Keude Cunda;
  • Uteun Kot;
  • Lhok Mon Puteh;
  • Meunasah Mesjid;
  • Meunasah Panggoi;
  • Meunasah Paya Bili;
  • Meunasah Alue;
  • Paya Punteut;
  • Blang Poroh; dan
  • Paloh Batee.

  • Kecamatan Muara Satu terdiri atas 2 mukim dan 11 gampong, meliputi :
  1. Mukim Paloh Timu, meliputi :
  • Cot Trieng;
  • Paloh Punti;
  • Padang Sakti;
  • Meuria Palo;
  • Meunasah Dayah; dan
  • Blang Panyang.
    2.  Mukim Paloh Barat, meliputi :
  • Ujung Pacu;
  • Blang Pulo;
  • Blang Naleung Mameh;
  • Batupat Timur;
  • Batupat Barat.

  • Kecamatan Blang Mangat terdiri dari 3 mukim dan 22 gampong, meliputi :
  1. Mukim Meuraksa, meliputi :
  • Kuala; 
  • Jambo Timu;
  • Jambo Mesjid;
  • Blang Cut;
  • Teungoh;
  • Teunong;
  • Blang Teu; dan
  • Baloi.
    2.  Mukim Teungoh, meliputi :
  • Ule Blang Mane;
  • Keude Peunteut;
  • Masjid Peunteut;
  • Blang Peunteut;
  • Kumbang Punteut;
  • Rayek Kareung;
  • Mane Kareung; dan
  • Blang Buloh.
    3.  Mukim Mangat Makmu, meliputi :
  • Alue Liem;
  • Seuneubok;
  • Blang Weu Panjo;
  • Blang Weu Baroh;
  • Jeulikat; dan
  • Asan Kareung.


Rabu, 24 September 2014


VISI

Membangun Masyarakat Aceh yang bermartabat berlandaskan adat / adat istiadat yang bersendikan ajaran Islam

 

MISI

  1. Mengkaji norma-norma Adat / Adat Istiadat beralaskan : Adat bak Po Teu Meureuhom, Hukum bak Syaih Kuala, Qanun bak Putroe Phang, Reusam bak Laksamana. Adat ngon Agama lagee Zat ngon Sifeut, sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat untuk mendukung perkembangan budaya ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berwawasan Islami.
  2. Mendorong partisipasi semua eleman masyarakat dalam mendukung pembangunan menghidupkembangkan nilai-nilai adat / istiadat dan hukum adat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
  3. Melahirkan pikiran-/pikiran dalam bentuk konsepsi, penulisan naskah buku, penertiban buku, program, usul / pertimbangan saran untuk meningkatkan aplikasi mutu pembinaan nilai-nilai adat / adat istiadat dalam perkembangan budaya global dan dalam bingkai pelaksanaan Syari'at Islam.


Arti Dari Lambang MAA

  1. KARAH yaitu BATE Ranub yang dibuat dari perak dan bahkan ada dari emas,  yang memiliki Karah adalah orang-orang tertentu saja dalam masyarakat Aceh.
  2. Bentuk Lima Kubah yang mengandung unsur Keagamaan.
  3. Ada empat warna yaitu :
  • Warna Hijau, melambangkan Keagamaan dengan segala kebersihan.
  • Warna Kuning, melambangkan Kerajaan dengan segala kebesarannya.
  • Warna Merah, melambangkan Keberaniannya dalam mempertahankan keperkasaannya.
  • Warna Hitam, melambangkan Keteguhan dalam mempertahankan ciri keacehan bagi masyarakat Aceh. 



Jenis - jenis sanksi yang dapat dijatuhkan dalam penyelesaian sengketa adat sesuai dengan Qanun No.9 Thn.2008, BAB VII Pasal 16 , sebagai berikut :

  • Nasehat,
  • Teguran,
  • Pernyataan maaf,
  • Sayam,
  • Diyat,
  • Denda,
  • Ganti kerugian,
  • Dikucilkan oleh masyarakat gampong atau nama lain,
  • Dikeluarkan  dari masyarakat gampong atau nama lain,
  • Pencabutan gelar adat, dan,
  • bentuk sanksi lainnya.
Penerapan sanksi yang tidak dibolehkan (bertentangan dengan nilai-nilai agama dan adat) diatur dalam SKB Gubernur, MAA dan Polda ( Desember 2011 )., sebagai berikut :
  1. Memandikan dengan air ( kotor / bersih ).
  2. Menyakiti anggota badan.
  3. Mengarak.
  4. Menggunting baju / celana..
  5. Menggunting rambut.
  6. Melakukan tindakan-tindakan lainnya yang mengaurangi martabat / tidak sesuai dengan nilai-nilai islami.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!